kepala pengawas nuklir menyebut JCPOA memiliki keuntungan yang signifikan atas upaya verifikasi nuklir. Ia menegaskan bahwa Teheran mematuhi ketentuan kesepakatan tersebut.
Tanggung jawab IAEA termasuk mengawasi pembatasan kegiatan nuklir Iran di bawah kesepakatan Teheran 2015 dengan negara adidaya dunia, yang dihentikan Amerika Serikat (AS) tahun lalu.
Beberapa tugas rumah yang menunggu Grossi, di antaranya polemik kesepakatan nuklir Iran 2015, yang nasibnya masih diragukan setelah penarikan AS secara sepihak dari perjanjian multilateral dan kegagalan Eropa untuk memenuhi akhir dari perundingan.
Badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa inspektur-inspekturnya telah menemukan partikel-partikel uranium
Ancaman tersebut adalah langkah terbaru dalam permainan Teheran di ambang batas atas Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), perjanjian untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.
Pengawas nuklir PBB mengklaim bahwa mereka tidak dapat mengakses data penting yang berkaitan dengan program nuklir Iran sejak akhir Februari lalu.
Ketua parlemen Iran menegaskan bahwa Teheran tidak akan pernah menyerahkan gambar situs nuklir ke pengawas nuklir PBB, IAEA, mengingat perjanjian pemantauan dengan badan tersebut telah berakhir.
Selama pemeriksaannya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan berkonsultasi dengan para ahli termasuk dari China dan Korea Selatan, yang telah bereaksi dengan marah terhadap rencana pelepasan tersebut.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan nuklir, Iran dilarang memperkaya uranium di atas 3,67 persen dengan pengecualian kegiatan reaktor risetnya. Uranium yang diperkaya di atas 90 persen dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Hasil analitiknya menunjukkan adanya partikel uranium yang diperkaya tinggi yang mengandung hingga 83,7 persen U-235".